Kebanyakan umat katolik percaya bahwa
keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi semua
anak, terutama mereka yang mempunyai orang tua sendiri. Namun sayang
kepercayaan tersebut sering kali tidak diimbangi dan ditindaklanjuti
dengan usaha mereka dalam mendidik anak-anak mereka di rumah. Tidak
sedikit kiranya orang tua yang hanya mampu memberikan pendidikan jasmani
dan intelektual kepada anak-anak. Mereka tidak mampu memberikan
pendidikan rohani maupun moral dan sosial kepada anak-anak mereka
sendiri.
Salah satu yang barangkali mendorong
mereka berbuat demikian ialah terlalu besarnya kepercayaan mereka kepada
para guru di sekolah dan kepada para pemimpin Gereja di paroki. Mereka
mengira, anak-anak mereka akan menjadi baik asal saja anak-anak itu
belajar di sekolah katolik dan cukup aktif di lingkungan katolik, entah
di tingkat wilayah, entah di tingkat paroki.
PENDIDIKAN IMAN BAGI ANAK
A. Keluarga Kristiani
Di mata kaum kristiani, keluarga
mempunyai martabat yang luhur dan peran yang penting, baik dalam Gereja
maupun dalam masyarakat. Menurut Kitab Suci, perkawinan dan keluarga
disiapkan dan diberkati oleh Allah sendiri. Melalui perkawinan, seorang
pria dan wanita diutus untuk beranak cucu dan bersatu menjadi satu
pasangan tak-terpisahkan (Kej 1-2).
Gereja mengajarkan, bahwa Allah
menyiapkan dan memberkati perkawinan dan keluarga karena beliau
mempunyai rencana dan tujuan tertentu. Tentang keluarga, hal-hal berikut
perlu mendapat perhatian kita :
< Keluarga adalah unit dasar dari
masyarakat : menurut rencana Allah, keluarga terdiri dari satu pria,
satu wanita, dan anak-anak (Kej 1-2).
< Keluarga adalah tempat pertama dan utama untuk melatih dan mendidik anak-anak.
< Keluarga adalah tempat untuk melatih para calon pemimpin.
< Keluarga kristen merupakan sebuah Gereja kecil.
Sayang, dewasa ini timbul banyak sekali
faktor yang dapat memecah belah keluarga. Komunitas kasih itu tidak
selalu utuh, anggotanya mudah tercerai berai, entah karena perceraian
secara resmi ataupun karena perpisahan yang terjadi begitu saja.
Berikut adalah hal-hal yang dapat merusak keutuhan keluarga :
< Rumah tidak lagi menjadi pusat kegiatan keluarga.
< Kesibukan orang tua di luar rumah terlalu berlebihan.
< Informasi dari media massa bisa berpengaruh negatif.
< Tempat hiburan yang tidak sehat semakin bertambah.
< Materialisme membuat orang cenderung mencari yang enak.
< Budaya instant mengalahkan norma agama dan moral.
< Tawaran akan barang-barang konsumtif semakin gencar.
Bila hal-hal diatas kurang diwaspadai dan
tidak ditangani secara cepat dan tepat, keutuhan keluarga dapat berada
dalam bahaya besar. Kondisi dunia dewasa ini dapat membuat setiap
anggota keluarga tenggelam dalam kehidupan pribadi masing-masing.
B. Iman Kristiani
Sama dengan iman non-kristen, iman
kristen terarah kepada Allah. Umat kristen percaya penuh kepada kepada
Bapa, dengan kekuatan Roh Kudus, dengan perantaraan Yesus Kristus.
Selanjutnya, tentang iman orang kristen, hal-hal berikut kiranya perlu diperhatikan :
< Iman merupakan tindakan dan keputusan pribadi, untuk membuka diri demi hidup baru, dalam Yesus Kristus.
< Beriman berarti percaya penuh kepada
Yesus Kristus, percaya akan Injil Kristus sebagai firman Tuhan dan
sebagai kabar suka cita, percaya bahwa Injil Kristus adalah kebenaran.
< Iman tidak terombang-ambing oleh perasaan, karena lebih merupakan suatu ketetapan hati.
-Shalom-Source :http://stellamarisserpong.wordpress.com/2012/09/25/pendidikan-iman-katolik-berpusat-pada-kasih-dalam-keluarga/
No comments:
Post a Comment